Kamis, 10 Februari 2011

PENGANTIN / 1990

PENGANTIN


Ia pun menawarkan budi baiknya untuk mengantar Santi pulang. Santi menolak dengan alasan ia bisa naik kendaraan lain. Suatu saat ketika Santi pulang kerja ia melihat mobil Ryan, ia berusaha menghindar dari Ryan, namun diluar dugaan Santi Ryan menyamar sebagai supir bajaj. Setelah perkenalannya, rupanya Ryan suka membanggakan kekayaan orang tuanya pada Santi, namun santi tidak tergiur dan tidak menyukainya. Malah ia menganjurkan pada Ryan agar bisa mandiri dan tidak tergantung pada fasilitas yang disediakan oleh orang tuannya. Demi cintanya pada Santi, Ryan bersedia merubah sikapnya itu dan mengikuti kehendak Santi. Lalu lupa akan tugasnya dikantor, sehingga ia dimarahi dan diperingati Bapaknya agar memperhatikan perusahaan dan mengurangi hura-huranya dengan wanita-wanita. Ryan malah membantah dan tidak mau bekerja lagi. 

Pak Wiro marah mendengar keputusan Ryan, Pak Wiro tahu kalau perubahan sikap anaknya ini karena kehadiran Santi. Pak Wiro memanggil Santi kekantornya dan meminta Santi agar menjauhi Ryan. Bahkan Pak Wiro bersedia mengeluarkan sejumlah uang yang diminta oleh Santi. Santi tersinggung dan menceritakan semua yang dialaminya pada orang tuanya yang ternyata seorang pengusaha besar di Yogyakarta. Pak Herman yang mendengar pengaduan anaknya menjadi marah, ia mendatangi pak Wiro dikantornya. Bertemulah dua orang yang sudah saling kenal tapi bebuyutan sejak dulu. Keduanya memutuskan tidak merestui hubungan anak mereka.

Hubungan Ryan dan Santi tidak bisa dipisahkan, mereka sepakat untuk pergi dari rumah. Ryan minta bantuan Agus salah seorang temannya, lalu Agus membawa Ryan dan Santi ke sebuah desa tempat tinggal pembantunya. Kemudian Ryan dan Santi membangun sebuah gubuk untuk tempat tinggal mereka. Kepergian Ryan dan Santi membuat Pak Herman dan Pak Wiro saling tuduh. Dan keributan diantara keduanya berakhir dengan kesepakatan untuk merestui hubungan Ryan dan Santi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar